KISAH SAHABAT NABI
Kisah Sahabat Nabi – Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, para sahabat nabi yang mendapat gelar khulafaur rasyidin mendapat petunjuk diutus untuk mengganti kepemimpinan Rasulullah. Mereka ialah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar Bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Khulafaur Rasyidin adalah sahabat nabi yang paling dekat dengan Rasulullah SAW baik ketika nabi berdakwah, melindungi nabi dari serangan musuh-musuh kaum musyrikin dan menemani Nabi Muhammad SAW dalam menyebarluaskan ajaran Islam.
Keempat sahabat Nabi memerintah antara tahun 633-658 M di Jazirah Arab, para sahabat Nabi memiliki peran penting dalam berdakwah menyebarkan agama Islam. Para sahabat memerintah dengan cara yang bijaksana, sering berdiskusi, serta tetap menjalankan ajaran Islam yang sudah diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Sejarah Singkat dan Perjalanan Dakwah Sahabat Nabi
1. Saidina Abu Bakar Ash-Shiddiq
Kisah sahabat nabi yang pertama adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang memiliki nama lengkap Abdullah Abi Quhafah At-Tamimi. Pada zaman sebelum Islam, namanya adalah Abu Ka’bah kemudian diganti oleh Nabi Muhammad SAW menjadi Abdullah.
Abu Bakar Ash-Shiddiq lahir pada tahun 573 M dan wafat pada tahun 634 M. Nama Abu Bakar berarti pelopor pagi hari karena termasuk laki-laki yang masuk Islam pertama kali. Sedangkan Ash-Shiddiq diberikan karena beliau sentiasa membenarkan semua ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW terutama pada saat peristiwa Isra’ Mi’raj.
Abu Bakar Ash-Shiddiq terpilih menjadi khalifah atas usulan kaum Anshar dan Muhajirin yang sama-sama di antara kedua kaum tersebut menginginkan seorang khalifah dari kalangan mereka. Kemudian usulan tersebut ditolak sehingga disimpulkan bahwa kaum Muhajirin memang lebih berhak untuk mendapatkan kekuasaan dan semua sepakat Umar bin Khattab maju dan membaiat Abu Bakar.
Setelah dibaiat, Abu Bakar Ash-Shiddiq menyampaikan pidatonya yang berisi “taatlah kalian kepadaku sepanjang aku taat kepada Allah dan Rasulnya di tengah kalian, jika aku bermaksiat maka tidak wajib kalian taat kepadaku”.
Pasca wafat Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi khalifah yang pertama yang menjadi kepala negara sekaligus pemimpin agama umat Islam dan berlangsung selama dua tahun.
Masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq banyak menghadapi permasalahan-permasalahan dari dalam negeri di antaranya munculnya nabi palsu, kelompok murtad, dan pembangkang zakat. Setelah berdiskusi dengan para sahabat yang lain, Abu Bakar Ash-Shiddiq memutuskan untuk memerangi kelompok tersebut (perang melawan kemurtadan).
Setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq menyelesaikan permasalahan dalam negeri kemudian melakukan ekspansi ke wilayah utara untuk menghadapi pasukan Romawi dan Persia yang mengancam kedudukan umat Islam. Namun, Abu Bakar Ash-Shiddiq meninggal sebelum misi ekspansi ini selesai.
Beberapa peradaban yang berkembang pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq:
- Membudayakan diskusi yang lebih demokratis dalam pemerintahan dan masyarakat.
- Menumbuhkan loyalitas umat Islam dan tentara kepada pemerintah yang memberi support atas semua kebijakan khalifah.
- Membudayakan musyawarah dalam menyikapi setiap permasalahan.
- Menyusun mushaf Al-Qur’an.
- Membangun pemerintahan yang tertib baik di pusat maupun di daerah.
- Memperkokoh militer yang disiplin dan tangguh di medan tempur.
- Menyejahterakan masyarakat secara adil dengan membangun baitulmalserta memberdayakan zakat, infaq, ghanimah, serta jizyah.
Masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, harta dari baitul mal dibagikan kepada seluruh umat Islam, bahkan ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq meninggal, hanya ditemukan sisa satu dirham dalam perbendaharaan negara. Seluruh umat Islam mendapatkan bagian yang sama dari hasil pendapatan negara. Ciri-ciri perekonomian pada masa Abu Bakar antara lain:
- Menerapkan praktik akad perdagangan sesuai dengan prinsip syariah.
- Tidak menjadikan ahli badar sebagai pejabat negara.
- Menegakkan hukum dan memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat.
- Mengolah rikaz (barang tambang) seperti emas, perak, perunggu, besi menjadi sumber pendapatan negara.
- Memperhatikan ketepatan dalam perhitungan zakat.
- Menerapkan prinsip persamaan dalam distribusi kekayaan negara.
2. Saidina Umar bin Khattab
Umar bin Khattab lahir di Kota Makkah empat tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW. Umar memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin Nufail keturunan Abdul Uzza Al-Quraysi dari suku Adi. Umar bin Khattab masuk Islam pada tahun kelima setelah kenabian serta menjadi sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW juga menjadi khalifah setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Setelah masuk Islam, Umar menjadi orang kepercayaan Nabi Muhammad SAW sekaligus penasihat utamanya.
Karakter Umar bin Khattab adalah pemberani, berwatak keras, dan tidak memiliki rasa gentar, serta tutur bahasanya halus serta fasih. Umar bin Khattab memiliki peranan yang besar dalam sejarah umat Islam berkat perluasan wilayah, di samping kebijakan-kebijakan politiknya yang lain.
Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang sangat disayangi rakyatnya karena perhatian dan tanggung jawabnya kepada rakyat, kebiasaannya ialah melakukan pengawasan langsung dan sendirian berkeliling kota mengawasi kehidupan rakyatnya.
Ia juga dikenal sebagai sosok yang bijaksana dan jenius. Karena karakternya itulah Umar semakin dihormati di kalangan masyarakat Arab sehingga kaum Quraisy memberinya gelar “Singa Padang Pasir”. Umar bin Khattab juga mendapat julukan Abu Faiz karena kecerdasan dan kecepatannya dalam berpikir.
Ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq jatuh sakit dan akan menemui ajalnya, akhirnya para sahabat berdiskusi. Akhirnya para sahabat menghadap Abu Bakar dan memintanya untuk menetapkan penggantinya. Kemudian Abu Bakar Ash-Shiddiq memanggil Usman bin Affan dan meminta pendapat kepada Usman mengenai siapa yang layak dijadikan penggantinya.
Usman mengusulkan nama Umar bin Khattab. Kemudian Abu Bakar memerintahkan untuk menuliskan surat wasiat tentang penggantinya yaitu Umar bin Khattab. Setelah Abu Bakar meninggal, kemudian para sahabat sepakat untuk membuat Umar bin Khattab sebagai khalifah. Umar diangkat menjadi khalifah pada tahun 634 M.
Keberhasilan Umar bin Khattab
Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syiria, Afrika Utara dan Kekaisaran Byzantium pada masa khalifah Umar bin Khattab. Terdapat dua negara adi daya pada masa itu yaitu Romawi dan Persia, keduanya telah ditaklukkan Islam pada zaman Umar bin Khattab.
Sejarah mencatat, pada pertempuran Yarmuk terjadi daerah Damaskus sekitar 20 ribu pasukan Islam berhasil mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia kecil bagian selatan.
Umar bin Khattab melakukan aktivitas reformasi secara administratif dan mengontrol kebijakan-kebijakan publik. Ia juga menyelenggarakan sensus di seluruh wilayah kekuasan Islam dan pada tahun 638, Umar memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah serta memulai proses kodifikasi hukum Islam.
Tahun ke-17 hijriah, Umar bin Khattab mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah. Beberapa perkembangan peradaban Islam pada masa Umar bin Khattab antara lain bidang politik, ilmu pengetahuan, seni, bidang sosial, dan agama.
A) Bidang politik
Kondisi politik pada masa pemerintahan Umar bin Khattab dalam keadaan stabil. Perluasan wilayah pada masa ini juga cukup berhasil. Perluasan penyiaran Islam ke Persia sudah dimulai oleh Khalid bin Walid pada masa khalifah Abu Bakar yang dilanjutkan oleh Umar. Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah yaitu Makkah, Madinah, Syiria, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir.
Pada pemerintahan Umar, mulai dirintis tata cara menata struktur pemerintahan yang bercorak desentralisasi. Pada masa pemerintahannya, Umar bin Khattab membentuk lembaga pengadilan dan menunjuk beberapa hakim yang memiliki integritas dan kepribadian yang baik di antaranya Zaid ibn Tsabit sebagai Qadhi Madinah, Ka’bah ibn Sur Al-Azdi sebagai Qadhi BAsrah, Ubadah Ibn Sahmit sebagai Qadhi Palestina, Abdullah ibn Mas’ud sebagai Qadhi Kufah.
Masa pemerintahan Umar bin Khattab juga mendirikan lembaga pembinaan hukum Islam dan membentuk badan kemiliteran. Wilayah Islam bertambah luas, kemudian Umar bin Khattab mengadakan penyusunan pemerintahan dan peraturan yang tidak bertentangan dengan Islam. Kemudian Umar menyusun administrasi tata negara dengan membuat khalifah (amiril mukminin) berkedudukan di Ibu Kota Madinah, Gubernur (wali) berkedudukan di Ibukota Provinsi.
Tugas pokok pejabat mulai dari khalifah, wali serta bawahannya bertanggungjawab atas maju atau kemunduran agama Islam dan negara. Guna menertibkan jalannya administrasi pemerintahan, Umar juga membentuk dewan negara untuk mengatur dan menyimpan uang serta mengatur perekonomian negara, termasuk mencetak uang negara.
B) Bidang ekonomi
Umar bin Khattab mengatur administrasi negara dengan mencontoh negeri Persia. Pada masa itu diatur serta ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dengan tujuan memisahkan antara lembaga yudikatif dan eksekutif. Pada masa ini, jawatan kepolisian juga dibentuk. Umar bin Khattab juga mendirikan baitul mal, dan membuat tahun hijriah serta menghapus zakat bagi mualaf.
C) Bidang pengetahuan
Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, sahabat-sahabat yang berpengaruh tidak diperbolehkan keluar dari daerah kecuali atas izin dari Umar dan dalam batas waktu tertentu. Dengan meluasnya wilayah Islam hingga jazirah Arab, kemudian Umar bin Khattab memerintahkan para panglima perang apabila mereka berhasil menguasai suatu kota, hendaknya mereka mendirikan masjid sebagai tempat ibadah dan pusat pendidikan.
Umar bin Khattab melakukan penyuluhan pendidikan di kota Madinah dan menjadikan masjid, pasar, serta mengangkat guru-guru untuk di tiap-tiap daerah untuk ditugaskan mengajarkan isi Al-Qur’an dan menyebarkan ajaran Islam seperti fiqih kepada penduduk yang baru masuk Islam.
Pada masa pemerintahan ini pula kekuasaan Islam semakin luas dan terjadi mobilitas para penimba ilmu dari daerah-daerah yang jauh dari Madinah. Semangat menimba ilmu mengenai agama Islam ini mendorong lahirnya sejumlah disiplin-disiplin ilmu keagamaan. Oleh sebab itu, pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, pendidikan maju dan negara dalam keadaan stabil.
hal tersebut terjadi telah ditetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan dan telah terbentuk pusat-pusat pendidikan Islam di berbagai kota dengan materi yang dikembangkan baik dari bidang bahasa, penulisan, maupun ilmu-ilmu lain. Masa pemerintahan Umar bin Khattab berlangsung dari 634 M hingga 644 M.
4. Saidina Usman bin Affan
Usman bin Affan berasal dari suku Quraisy merupakan khalifah ketiga setelah pemerintahan Umar bin Khattab. Nama lengkapnya adalah Usman bin Affan bin Abil Ash bin Umayyah. Usman bin Affan memeluk Islam atas ajakan Abu Bakar Ash Shiddiq dan kemudian menjadi sahabat dekat Nabi Muhammad SAW Usman bin Affan mendapat gelar zun nurainyang berarti memiliki dua cahaya, karena menikahi dua putri nabi Muhammad SAW secara berurutan setelah salah satunya meninggal.
Usman bin Affan masuk Islam bersamaan dengan Thalhah bin Ubaidillah dan mendapat tantangan dari pamannya yang bernama Hakim. Pamannya terus menyiksa Usman hingga datang seruan Nabi Muhammad agar orang-orang Islam berhijrah ke Habsyi. Usman berpindah ke Habsyi bersama Ruqayyah (istri) dan kemudian berpindah lagi ke Madinah.
Setiap terjadi perang, Usman selalu hadir menemani Nabi Muhammad SAW, kecuali pada saat perang Badar dikarenakan Usman harus menjaga istrinya yang sedang sakit keras. Usman bin Affan dikenal sebagai sosok yang dermawan, terbukti saat itu Usman membeli sumber mata air dari orang Yahudi dan kemudian disedekahkan untuk seluruh umat Islam ketika mendapati musibah kesusahan air di Madinah.
Pada masa itu juga Usman dipercaya memegang kumpulan surat-surat penting dan rahasia-rahasia besar. Usman bin Affan menjadi pengganti khalifah Umar bin Khattab dengan persaingan yang ketat dengan Ali. Sidang Syura yang dihadiri Usman bin Affan, Thalhah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Ali bin Abi Thalib akhirnya memberi mandat kepada Usman bin Affan. Usman memerintah dari tahun 644 M hingga 656 M.
Masa pemerintahan usman bin Affan merupakan masa pemerintahan paling lama dibandingkan khalifah sebelumnya. Pada masa pemerintahan Usman bin Affan, ia memberikan tugas kepada Zaid bin Tsabit, Sa’id ibn Ash, Abdurrahman bin Harits, dan Abdullah bin Zubair untuk menyalin kembali ayat-ayat Al-Qur’an dari lembaran-lembaran naskah Abu Bakar sehingga menjadi mushaf yang sempurna.
Seiring berjalannya waktu, mereka berhasil menghimpun semua Al-Qur’an ke dalam sebuah mushaf yang dikenal dengan sebutan Mushaf Usmani. Khalifah Usman bin Affan sangat menjunjung tinggi nilai keadilan dalam memutuskan suatu perkara hukum. Keberhasilan Usman bin Affan antara lain:
- Menyeragamkan cara membaca Al-Qur’an yang ditandai dengan penyusunan ayat-ayat dalam satu mushaf.
- Membudayakan sistem musyawarah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
- Menertibkan administrasi pemerintahan dengan pembagianjob deskyang jelas.
- Membangun fasilitas umum.
5. Saidina Ali bin Abi Thalib
Khalifah Ali bin Abi Thalib merupakan putra Abu Thalib paman Rasulullah. Ali bin Abi Thalib sejak kecil telah dididik dalam rumah tangga Nabi Muhammad SAW. Segala peperangan yang ditempuh oleh Nabi juga diikuti oleh Ali, kecuali perang Tabuk karena ia disuruh menjaga kota Madinah.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa umur Ibnu Khattab berkata, “Ali ibn Abi Thalib adalah orang yang paling pandai menghukum di antara kami semuanya”. Khalifah Ali bin Abi Thalib merupakan orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan anak-anak. Nabi Muhammad sejak kecil diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib kemudian setelah kakeknya meninggal diasuh oleh pamannya Abu Thalib.
Karena Rasulullah hendak membalas jasa pamannya, maka Ali diasuh oleh Nabi Muhammad. Karena kepintaran dan kedekatannya dengan Rasulullah, ia termasuk orang yang banyak meriwayatkan hadis Nabi. Keberaniannya juga terkenal dan hampir seluruh perang yang dipimpin Nabi Muhammad SAW, Ali bin Abi Thalib selalu berada di barisan terdepan.
Pada waktu pembaiatan, Ali berpidato setelah diangkat untuk menjadi khalifah yaitu “Wahai manusia, kamu telah membuatku sebagaimana yang telah kamu lakukan kepada khalifah-khalifah yang lebih dahulu daripadaku. Aku hanya boleh menolak sebelum jatuh pilihan. Apabila pilihan telah jatuh, maka tidak boleh menolak lagi.
Imam harus teguh dan rakyat harus patuh. Baiat terhadap diriku ini ialah baiat yang rata yang umum. Barangsiapa yang memungkirinya maka terpisahlah ia dari agama Islam”. Pada masa itu, masih ada sahabat-sahabat yang masih belum mau mengakui Ali sebagai khalifah antara lain, Hasan Ibnu Tsabit, Abu Sa’id al-Khudri, dan Ka’ab bin Malik.
Keberhasilan-keberhasilan pada masa Khulafaur Rasyidin antara lain:
- Memberlakukan mushaf standar pada masa Usman bin Affan.
- Menjaga keutuhan Al-Qur’an dan mengumpulkannya dalam bentuk mushaf pada masa Abu Bakar Ash Shiddiq.
- Sahabat-sahabat nabi mulai menyebar ke pelosok untuk menyiarkan agama Islam dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Leave a Reply