Tag Archives: anak yatim dalam islam

BUTIR MUTIARA 💖

MEMBANGUN TAMADUN MANUSIA

Petikan dari : http://www.majalahummati.com

⏣ Tujuan ibadah, maksud pelajaran, matlamat pendidikan dan seterusnya membangun dan berkemajuan adalah untuk membangunkan akhlak yang mulia, kalau tidak dapat melahirkan akhlak yang mulia melalui usaha-usaha tadi, artinya usaha-usaha kita melalui yang tersebut tadi gagal dan kecundang ⏣ ~ {abu adib}

Fitrah manusia inginkan kamajuan, inginkan pembangunan dan peradaban atau tamadun. Tetapi bagaimana membangun tamadun yang selamat.?

⌾ ..manusia berhasil membangunkan dunianya, tetapi akhlaknya runtuh. Dunianya terbangun tetapi hasilnya atau pengaruhnya buruk. Terjadilah perpecahan, hasad dengki.⌾

Kalau tamadun itu semata-mata hanya tamadun lahiriah , tidak berdasarkan tamadun rohaniah, maka manusia berhasil membangunkan dunianya, tetapi akhlaknya runtuh. Dunianya terbangun tetapi hasilnya atau pengaruhnya buruk. Terjadilah perpecahan, hasad dengki atau bertengkar antara satu dengan yang lain. Akhirnya manusia saling berbunuhan, saling berperang dan memusnahkan kembali tamadun lahiriah yang sudah manusia bangunkan.

Oleh karena itu untuk memastikan pembangunan lahiriah atau tamadun lahiriah kita selamat dan sejahtera, harus dipastikan bahawa pembangunan lahiriah dibangun berdasarkan atau berasaskan pembangunan rohaniah. Fitrah manusia harus dikembalikan kesuciannya. Untuk itu harus dimulai dengan Iman dan Taqwa. Harus diisi dengan rasa-rasa takutkan Allah swt dan rindukan Rasulullah saw. Fitrah manusia harus dikembalikan kepada rasa-rasa kehambaan dan rasa-rasa bertuhan.

Dengan demikian tamadun lahiriah yang manusia bangunkan akan dapat dipastikan kejayaan dan keselamatannya. Lebih-lebih lagi yang kita harapkan adalah kesejahteraan dan kebahagiaan kita di akhirat nanti.

Inilah yang sedang sangat perlu dibangunkan di dalam diri kita dan di mana-mana sahaja, dalam aspek kehidupan.

Madah Hati 💞 XVI

Madah Hati 💞 XV

KETAATAN SEORANG KEKASIH PADA KEKASIHNYA

SEJARAH PENGORBANAN NABI IBRAHIM

Pada suatu hari Nabi Ibrahim bermimpi, dalam mimpinya itu Allah menyuruh Nabi Ibrahim menyembelih anaknya yang bernama Ismail. Selepas dari mendapat mimpi itu, Nabi Ibrahim pun memberitahu isterinya yang bernama Siti Hajar.Maka berbincanglah Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail. Siti Hajar berkata, “Mungkin mimpimu itu hanya mainan tidur saja tetapi kalau mimpi itu merupakan wahyu, wajiblah dituruti.” Apabila mendengar kata-kata ibunya, Ismail berkata kepada bapanya, “Ayahku, sekiranya ini merupakan wahyu dari Allah S.W.T., aku sedia merelakan diriku untuk disembelih.”Setelah persetujuan dicapai, keesokan harinya Nabi Ibrahim pun membawa puteranya Ismail untuk disembelih. Perkara Nabi Ibrahim hendak menyembelih anaknya telah sampai kepada pengetahuan orang ramai. Hal ini membuat orang ramai takut sehingga ada yang mengatakan, “Nampaknya Nabi Ibrahim mungkin sudah gila hinggakan mahu menyembelih anaknya sendiri. Kalau kita biarkan perkara ini, nanti kitapun akan dibunuhnya.

”Walau apapun tuduhan orang terhadapnya, namun Nabi Ibrahim tetap menjalankan tugas yang diperintahkan oleh Allah S.W.T terhadapnya. Setelah Nabi Ibrahim dan anaknya Ismail sampai pada tempat yang dituju, berkatalah anaknya, “Wahai ayahku, aku fikir cara yang baik untuk menyembelih adalah dengan cara aku disembelih dalam keadaan menelungkup tapi mata ayah hendaklah ditutup. Kemudian ayah hendaklah tahu arah pedang yang tajam dan ayah kenakan tepat kepada leherku.”Kemudian Nabi Ibrahim pun melaksanakan perintah yang Allah S.W.T perintahkan dalam mimpinya. Baginda pun mengucapkan kalimah atas nama Allah lalu memancungkan pedangnya pada leher anaknya itu. Maka terperciklah darah mengenai badan Nabi Ibrahim. Sebagai seorang manusia biasa, Nabi Ibrahim pun menggeletar dan membuka penutup matanya.Tetapi alangkah terperanjatlah apabila melihat yang disembelihnya itu bukanlah anaknya melainkan seekor kibas. Dengan memuji kebesaran Allah S.W.T, kedua-duanya pun berpeluk-peluk sambil bersyukur kepada Tuhan kerana memberi kekuatan sehingga dapat melaksanakan amanat dari Allah S.W.T.

Petikan : http://didalamislam.blogspot.com

Mari sama-sama kita menghayati dan mengambil pelajaran dalam peristiwa ini. Moga kita semua menjadi hamba-hamba yang taat, pada perintah Allah swt.

Terhibur Dengan Ujian Dan Kemiskinan

PETIKAN DARI : http://www.majalahummati.com

Dunia hari ini terasa panas, menakutkan dan mengerikan. Pergi ke mana saja sudah terasa tidak selamat, naik kenderaan cemas, naik pesawat terbang lebih lagilah. Berbagai macam perasaan menghantui. Lebih-lebih lagi dengan kejadian pesawat Lion Air yang jatuh di laut. Jatuh terjerumus sangat mengerikan. Tersentak semua kita dibuatnya. Mayat-mayat hancur berkecai dan berbagai macam lagi kejadian yang sudah Allah swt tunjukkan di hadapan kita.

Berbagai macam perasaan diluahkan oleh orang yang terlibat maupun yang tidak terlibat secara langsung. Ada yang sedih, ada yang marah, ada yang hiba dan sebagainya. Ada juga yang ambil keuntungan diatas kejadian ini. Begitu dasyatnya perangai manusia. Didalam ketakutan, kecemasan maupun diatas kesusahan orang lain boleh melakukan hal yang tidak berperikemanusiaan. Sedangkan haiwanpun sayang dengan anaknya dan mahu melindungi dari kejahatan binatang liar lainnya.

Begitu juga dapat kita lihat di surat khabar-surat khabar maupun media lainnya kejadian gempa bumi atau tsunami yang baru-baru ini terjadi di Palu Indonesia dan tempat-tempat sekitarnya. Sangat membuat hati kita terpaku dan berbagai macam perasaan bermain-main didalam hati setiap manusia. Tetapi didalam keadaan seperti ini banyak juga yang masih menyalahkan alam. Dimana hakikatnya menyalahkan Allah swt. Kenapa ini semua terjadi?

Itulah sebahagian kecil dari peristiwa sehari-hari yang terjadi dan yang kita lalui didalam kehidupan kita. Yang mulanya kecil hingga menjadi liputan berita antara bangsa.

Respon manusia dalam menerima ujian dari setiap orang sangat berbeza. Kejadian ini yang seharusnya membuat kita semakin takut dengan Allah swt, semakin lebih serius untuk mengabdikan diri kepada Allah swt. Seharusnya kita semakin bimbang, cemas dan merasa takut setakut-takutnya. Tetapi semuanya tidak terjadi.

Rupanya Allah swt dapat berbuat apa sahaja terhadap hamba-hamba-Nya. Tidak kira tempat, waktu, siapa dan dalam keadaan bagaimana. Jika Allah swt berkehendak terhadap sesuatu terjadi maka terjadilah.

Bukankah di sana ada ulama? Bukankah di sana masih ada orang-orang Soleh? Bukankah masih ada yang Solat? Bukankah masih ada orang yang membaca Al-Quran? Tetapi kenapa Allah swt lakukan juga kejadian ini? Semua menjadi tanda tanya bagi orang yang tidak ada jiwa dan tidak mempunyai rasa dengan Allah swt. Serta tidak menjadikan Allah swt tempat untuk mengadu dan meminta.

Kalau ini dibiarkan terjadi, tidak ada siapapun yang dapat memberi panduan yang tepat untuk mereka. Sehingga mereka dapat menerima dan akur dengan apa yang datang dari Allah swt. Maka hal ini akan menjadi masala besar untuk sebuah keluarga dan masyarakat hingga ke peringkat negara.

Lambat laun akan terjadi penyakit seperti putus asa, kecewa, resah gelisah, penderitaan jiwa yang berpanjangan, fikiran tidak menentu, jiwa semakin kosong dan kering. Penyakit ini akan semakin parah jika bercampur dengan penyakit hasad dengki, bakhil, gila dunia, dendam, cepat marah, buruk sangka, sombong, riya’, ujub dan berbagai macam lagi penyakit-penyakit hati yang akan semakin memporak perandakan keadaan.

Walaupun penyakit-penyakit ini tidak dapat dilihat oleh mata, tetapi bahayanya lebih parah dibandingkan dengan penyakit-penyakit lahiriah yang biasa kita dengar. Misalnya sakit jantung atau kanser. Jarang kita dengar ada penderita kanser yang parah, karena tidak sanggup menahan sakit terus bunuh diri. Tetapi bagi penderita penyakit jiwa seperti dendam, hasad dengki dan lain-lain dapat membuat orang tersebut bunuh diri atau membunuh orang lain.

Oleh karena itu penderita penyakit batiniah ini lebih memerlukan rawatan dan perhatian yang lebih serius dari semua pihak. Sebab akibatnya akan lebih parah dan dapat menyebar dengan cepat. Kalau tidak dicegah dengan segera akan menyebabkan kekacauan di mana-mana dan krisis yang berkepanjangan. Bukan hanya akan merosakkan individu yang sakit, terapi dapat merosakkan sebuah negara. Bahkan hancurnya bangsa lebih-lebih lagi agama.

Madah Hati 💞

Kalau miskin di dunia kita sangat takuti,
maka mengapa miskin di akhirat kita tidak takut,
padahal miskin di Akhirat tempatnya di Neraka.
#Abu Fida’

Pada bulan Rabiul Awal yang mulia kita dihadiahkan seorang Rasul. Dimana kelahirannya suda memberi Cahaya, membuka rahasia-rahsiah yang tidak dapat diketahui oleh lahiriah manusia. Rasulullah saw adalah ubat bagi segala penyakit. Dimana kelahirannya sebagai anak kunci pembuka bagi semua permasalahan umatnya. Bahkan bukan hanya umat di zamannya tetapi umatnya sampai akhir zaman.

Rasulullah saw datang mengisi hati-hati manusia yang kosong dengan memberi rasa cinta dan takut kepada Allah swt. Penyakit menular yang paling parah sebenarnya adalah jika hati manusia sudah hilang rasa takutnya kepada Allah swt. Ujian demi ujian ataupun bala bencana alam yang Allah swt turunkan sebenarnya mengajak manusia untuk semakin takut dengan Allah swt. Semakin takut dengan Maha Kuasa dan Maha Hebatnya Allah swt. Sehingga manusia dapat mengubah cara hidupnya yang jahil atau yang jahat kembali kepada-Nya.

Rasulullah saw didatangkan untuk membawa cahaya yang mampu menerangi hati-hati manusia yang sudah gelap. Cahaya kecintaan Rasulullah saw kepada umatnya mampu membuat hati manusia tersenyum didalam tangisan atau dapat terhibur dengan ujian kesusahan. Yang kaya karena cinta dan rindunya kepada Rasulullah saw sanggup mengorbankan kekayaannya untuk diserahkan kembali kepada perjuangan islam. Yang miskin didalam doanya bukan lagi meminta kekayaan tetapi dia cukup meminta redha dari Allah swt dan meminta untuk ditambahkan kesyukuran.

Rasulullah saw yang mendidik kita supaya kita dapat terhibur dengan ujian dan dengan kemiskinan. Mana ada cara hidup selain dari cara hidup yang diaba olhe Rasulullah saw yang mengajarkan kita untuk berbuat demikian. Kasih sayang Rasulullah saw kepada umatnya dapat dibuktikan melalui keperibadiannya. Sampai akhir hayatnya yang dicemaskan oleh Rasulullah saw adalah “Ummati…..ummati….ummati”. Begitulah Haidah tangisan yang membawa keselamatan kepada umatnya sejak zaman Rasulullah saw sampai sekarang.

Indahnya hidup bersama Allah swt dan Rasulullah saw. Tua muda, miskin kaya, ada pengaruh ada nama dan gelaran-gelaran lainya tidak menjadi penghalang untuk semakin bertambah takut kepada Allah swt. Mari bersama-sama kita mencari apa yang Sudan hilang dari bati kita. Jika sudah dapat jaga sebaik-baiknya dan suburkan selalu. Karena ianya akan menjadi benteng bagi kita supaya dapat melepasi ujian-ujian yang datang. Jagalah hati dan jiwa kita supaya terus hidup dengan rasa takut setakutnya kepada Allah swt dan rinds serindunya kepada Rasulullah saw.

Call Now
Directions